Kamis, 18 April 2019
[MISINFORMASI]
Mitos ini berkembang cukup luas di masyarakat, yang menyebabkan masyarakat jadi enggan untuk mencabutkan giginya yang sudah tidak bisa dirawat lagi. Setelah Tim Jabar Sabe Hoaks melakukan penelusuran, maka mitos Cabut Gigi atas menyebabkan kebutaan itu adalah SALAH.
.
[PENJELASAN]
Dilihat dari segi anatomi, jelas tidak ada keterkaitan langsung antara saraf mata dan saraf gigi. Asal saraf mata dan saraf gigi adalah saraf Trigeminus. Saraf Trigeminus merupakan saraf otak terbesar. Mengapa disebut saraf Trigeminus? Karena mempunyai 3 cabang, yaitu:
1. Saraf Optalmikus
2. Saraf Maksilaris
3. Saraf Mandibularis
Mata dipersarafi oleh saraf optalmikus (berwarna merah di gambar) yang berbeda persyarafannya dengan gigi – gigi rahang atas. Gigi – gigi rahang atas dipersarafi oleh saraf Maksilaris (berwarna hijau di gambar) dan gigi – gigi rahang bawah oleh saraf Mandibularis. Saraf mata dan saraf gigi keluar dari otak dalam keadaan terpisah dan melewati jalur yang berbeda pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa pencabutan gigi tidak terkait langsung dengan komplikasi yang melibatkan organ mata.
Kemungkinan yang terjadi adalah adanya infeksi sebelum atau sesudah pencabutan, dimana infeksi menyebar melalui pembuluh darah sampai organ mata. Karena dalam proses pencabutan banyak pembuluh darah dalam keadaan terbuka, memudahkan infeksi masuk ke peredaran darah. Apabila terjadi pembengkakan di mata, kemungkinan yang terjadi adalah infeksi dari mata itu sendiri atau dari jaringan di sekitarnya, termasuk hidung dan gigi. Karena penjalaran infeksi dapat melalui jaringan lunak dan pembuluh darah di sekitar wajah. Contoh pada pasien dengan infeksi pada gigi taring rahang atas, apabila tidak ditangani dengan baik infeksinya dapat menyebar hingga mengakibatkan bengkak pada mata.
.
[SUMBER KLARIFIKASI]